29.11.202317:14:00UTC+00Euro Melemah karena Inflasi Jerman Mereda Lebih dari Perkiraan

Euro turun terhadap mata uang utama lainnya di sesi New York pada hari Rabu karena inflasi Jerman turun pada bulan November ke level terendah dalam hampir dua setengah tahun.

Data dari Destatis menunjukkan bahwa indeks harga konsumen mencatat kenaikan tahunan sebesar 3,2% pada bulan November, menyusul kenaikan 3,8% pada bulan Oktober.

Ini adalah tingkat terendah sejak Juni 2021 ketika inflasi mencapai 2,4% dan juga lebih lemah dari prakiraan ekonom sebesar 3,5%.

Secara bulanan, harga konsumen turun 0,4% terhadap ekspektasi penurunan 0,2%.

Data inflasi zona euro akan dirilis besok dengan para ekonom memperkirakan penurunan lebih lanjut dalam ukuran utama dan inti inflasi.

Euro turun ke level rendah 8 hari di level 161,52 terhadap yen, level rendah 3 pekan di level 0,9597 terhadap franc dan level rendah 1,5 bulan di level 0,8642 terhadap pound, turun dari level tertinggi awal di 162,25, 0,9653 dan 0,8662. Euro terlihat menemukan support di sekitar level 156,00 terhadap yen, 0,94 terhadap franc dan 0,84 terhadap pound.

Euro turun ke level 1,0960 terhadap greenback, berbalik dari level tertinggi 3,5 bulan di level 1,1017. Mata uang ini kemungkinan akan menemukan support di sekitar level 1,05.

Sebaliknya, euro lebih tinggi terhadap loonie, di level 1,4924. Pada sisi atas, level 1,52 kemungkinan terlihat sebagai level resistance berikutnya.

Euro pulih ke level 1,7860 terhadap kiwi, dari level terendah 1,5 bulan di level 1,7735. Jika mata uang ini terus naik, mata uang ini akan menemukan resistance di sekitar level 1,82.

Euro tetap stabil terhadap Aussie setelah menyentuh level tertinggi 2 hari di level 1,6604 pada sesi Eropa. Hal ini dapat dibandingkan dengan level terendah 3 pekan di level 1,6497 yang terlihat pada sesi Asia.